Jalan Majalaya Kab. Bandung 19 Desember 2024. (Foto: Reza Achmad Alfarizi). |
Suara Time, Kolom - Transformator (trafo) merupakan salah satu aspek penting dalam distribusi tenaga listrik, yang mengubah bentuk energi listrik menjadi energi lainnya. Proses instalasi Trafo, melibatkan berbagai tahapan,seperti pemasangan, penyambungan, dan pengaturan perangkat. Namun itu semua memiliki risiko yang cukup tinggi, tenaga listrik juga memiliki potensi bahaya terhadap keselamatan apabila salah dalam penanganan dan pemanfaatannya. Maka dari itu keselamatan kerja sangat penting dengan menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mengurangi resiko dan potensi bahaya yang terjadi selama bekerja.
Didalam bidang industri kelistrikan, arus listrik tegangan tinggi maupun rendah meskipun memberikan manfaat yang besar tetapi listrik memiliki potensi bahaya yang mengancam keselamatan jiwa. Masih sering terjadi kesalahan yang di duga oleh konsleting atau overloading yang mengakibatkan sengatan listrik dan kebakaran. Oleh karena itu, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, pihak industri kelistrikan harus memenuhi ketentuan keselamatan dan keamanan bagi pekerja instalasi. sesuai dengan Undang-Undang no 30 tahun 2009, Pasal 44 Ayat 1.
Bahaya Listrik dalam Instalasi Transformator
Bahaya utama dalam Instalasi Trafo adalah sengatan listrik yang terjadi jika terjadi kontak langsung dengan bagian yang teraliri listrik, yang bisa berakibat fatal. Selain itu, transformator yang mengalami gangguan seperti hubungan pendek bisa memicu percikan api yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Kesalahan dalam pengoperasian atau tidak mematuhi prosedur yang tepat juga dapat memperburuk situasi dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Instalasi transformator yang melibatkan jaringan listrik tegangan tinggi menyimpan banyak bahaya, yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan orang di sekitarnya. Bahaya utama yang harus diwaspadai antara lain:
1. Kejutan Listrik (Electric Shock)
Kejutan listrik merupakan bahaya utama yang dapat terjadi jika ada kontak langsung dengan bagian-bagian bertegangan tinggi pada transformator. Kejutan listrik dapat terjadi pada saat pengujian atau saat instalasi jika prosedur isolasi atau pengamanan tidak diterapkan dengan benar.
2. Kebakaran dan Ledakan
Transformator dapat menghasilkan panas yang tinggi selama operasi normalnya, dan jika sistem kelistrikan tidak dirancang atau dipasang dengan benar, dapat terjadi hubungan pendek yang memicu kebakaran. Kebakaran juga bisa terjadi akibat kerusakan pada sistem isolasi kabel atau peralatan dalam transformator.
3. Arcing (Percikan Listrik)
Arcing adalah percikan listrik yang terjadi akibat kegagalan isolasi atau kontak yang tidak sempurna antara dua komponen listrik. Percikan listrik ini dapat terjadi pada sambungan kabel atau terminal transformator yang tidak dipasang dengan rapat.
4. Kegagalan Sistem Pengamanan
Transformator dan sistem kelistrikan lainnya biasanya dilengkapi dengan pengaman seperti pemutus sirkuit dan proteksi arus lebih. Namun, kegagalan dalam pengamanan ini bisa menyebabkan kecelakaan serius. Tanpa proteksi yang tepat, gangguan listrik yang terjadi bisa berakibat fatal, seperti kebakaran atau kecelakaan lainnya.
Pentingnya Penerapan K3 dalam Instalasi Transformator
Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting, yang mencakup penggunaan alat pelindung diri, prosedur kerja yang aman, serta pemeliharaan dan pemeriksaan rutin terhadap instalasi transformator.
Setiap perusahaan wajib untuk menyediakan APD agar K3 tersebut terpenuhi bagi pegawai sesuai dengan dalam ”UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja”
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat yang dirancang untuk melindungi pekerja dari berbagai potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Fungsi utama APD adalah untuk mengisolasi pekerja dari risiko yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan mereka saat bekerja. Oleh karena itu, penggunaan APD yang tepat sangat penting agar pekerja tetap terlindungi tanpa menimbulkan risiko atau bahaya baru. Selain itu, APD harus nyaman digunakan agar pekerja dapat berfungsi secara optimal tanpa merasa terbebani oleh perlindungan yang diberikan.
Alat pelindung diri (APD) yang diperlukan saat instalasi trafo:
- Helm Safety
Helm safety memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi pekerja kelistrikan dari berbagai bahaya yang dapat muncul selama pekerjaan, seperti kejutan listrik, benturan, percikan api, dan paparan radiasi.
- Body Harness
Body Harness adalah belt pengaman yang dipasang pada tubuh sehingga saat pekerja terjatuh, ia akan tergantung pada body harness yang terikat pada bagian alat berat.
- Sepatu Safety
Sepatu Safety berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan dan kejutan listrik atau arus pendek yang mengalir pada tubuh.
- Sarung tangan safety
Sarung tangan safety dapat melindungi pekerja dari bahaya kejutan listrik ketika bekerja dengan instalasi listrik bertegangan tinggi.
Selain pada APD pekerja juga harus mengetahui prosedur pada instalasi trafo tersebut seperti keamanan area kerja harus dipastikan aman dan bebas dari potensi gangguan. Pekerja yang tidak terlibat langsung dengan instalasi transformator tidak boleh berada di sekitar area kerja yang berpotensi membahayakan. Setiap lokasi kerja harus memiliki prosedur yang jelas dalam menghadapi keadaan darurat, seperti kebakaran atau kecelakaan listrik. Pekerja harus dilatih untuk merespon dengan cepat dalam situasi darurat, seperti memadamkan api, melakukan evakuasi, atau memberikan pertolongan pertama jika terjadi kejutan listrik. Peralatan darurat seperti pemadam api dan kotak pertolongan pertama harus selalu tersedia dan dalam kondisi siap pakai.
Keselamatan dalam proses instalasi transformator adalah hal yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan. Mengingat potensi bahaya yang ada, seperti kejutan listrik, kebakaran, hingga risiko kecelakaan lainnya, penerapan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting. Dengan memastikan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai, mengikuti prosedur kerja yang aman, serta melakukan pemeliharaan rutin, kita dapat meminimalkan risiko yang ada dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
Tidak hanya pengusaha yang bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas yang aman, tetapi juga pekerja harus memiliki kesadaran tinggi terhadap keselamatan diri dan orang lain di sekitar mereka. Kepatuhan terhadap standar K3 dan pelatihan yang rutin akan mengurangi potensi bahaya yang dapat terjadi selama instalasi transformator berlangsung.
Dengan penerapan K3 yang disiplin, diharapkan setiap pekerja dalam industri kelistrikan dapat bekerja dengan lebih aman, mengurangi kecelakaan kerja, dan menciptakan kondisi yang lebih produktif dan sehat. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pentingnya penerapan K3 dalam instalasi transformator dan mendorong setiap pihak yang terlibat untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap tahap pekerjaan.
Referensi:
1.Direktorat jenderal ketenagalistrikan
2.Badan Pembinaan hukum Nasional
*) Penulis adalah Reza Achmad Alfarizi, Mahasiswa Prodi Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung
Mata Kuliah: Kesehatan dan keselamatan kerja
Dosen :Ir. Rustamaji, M.T.
Komentar0