Wesley Sneijder dan pelatih ternama asal Portugal, Jose Mourinho. (Foto: Dok/Ist). |
Suara Time, Jakarta - Wesley Sneijder, mantan gelandang berbakat asal Belanda, baru-baru ini membagikan kisah emosionalnya tentang momen paling menyakitkan dalam karier sepak bolanya, yaitu saat ia meninggalkan Real Madrid. Sneijder merasa terhina ketika mengetahui bahwa loker di ruang ganti klub raksasa Spanyol itu sudah dikosongkan tanpa peringatan.
"Saya merasa benar-benar tak dihargai. Saat datang ke tempat latihan, loker saya sudah kosong, dan semua barang-barang saya disingkirkan," kata Sneijder. Berusaha mencari kejelasan, Sneijder kemudian menghadap presiden klub. Namun, respons yang ia terima tidak sesuai harapan. Sang presiden hanya memberikan sedikit waktu dan langsung mengutarakan bahwa Sneijder tak lagi masuk dalam rencana masa depan tim yang ingin fokus untuk memenangkan Liga Champions.
Sebelum meninggalkan kantor presiden, Sneijder menegaskan tekadnya. "Saya berkata, 'Pak, di manapun saya berada, saya akan bermain untuk menang,'" ungkapnya.
Dua hari setelah pertemuan tersebut, pelatih ternama asal Portugal, Jose Mourinho, menghubungi Sneijder, menawarkan kesempatan baru di Inter Milan. Sneijder menduga Mourinho mendapatkan nomor kontaknya dari mantan rekan setimnya, Cristian Chivu, karena mereka sebelumnya tidak saling mengenal. Dalam percakapan itu, Mourinho memberikan janji manis kepada Sneijder.
"Wesley, saya tahu situasimu di Madrid tidak mudah. Datanglah ke Inter, dan kita akan memenangkan segalanya bersama," ujar Mourinho. Bagi Sneijder, ajakan tersebut bak cinta pada pandangan pertama. Mourinho memberikan keyakinan bahwa ia adalah bagian penting dari tim, sebuah kepercayaan yang sangat dibutuhkan Sneijder setelah kekecewaannya di Real Madrid. “Bersama Mourinho, satu tahun terasa seperti sepuluh tahun bersama pelatih lain,” kenang Sneijder.
Kisah Sneijder bersama Inter Milan berakhir manis. Tak lama setelah bergabung, ia berhasil mengangkat trofi Liga Champions di Santiago Bernabéu, stadion kebanggaan Real Madrid. “Saya memenangkan Liga Champions di Bernabéu, dan saya meletakkan trofi itu di depan loker saya sebagai bukti janji yang saya buat sebelumnya,” ujar Sneijder dengan penuh kebanggaan.
Pengalaman tersebut menjadi momen terbaik dalam karier Sneijder, yang sekaligus membuktikan bahwa tekad dan kerja kerasnya mampu membawanya mencapai kesuksesan meski telah dipandang sebelah mata oleh klub sebelumnya.
Komentar0