Agus Fitriadi, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang. (Foto: Dok/Ist). |
Suara Time, Balikpapan - Dalam era digital saat ini, penting bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memiliki kehadiran online yang kuat. Dengan penetrasi internet yang tinggi di Indonesia, peluang pasar bagi UMKM tidak lagi terbatas pada wilayah lokal. Program Digital Kaltimpreneur menawarkan pelatihan intensif selama tiga bulan bagi UMKM terpilih, dengan fokus pada pengoptimalan pemasaran digital. Pelatihan ini mencakup penggunaan platform e-commerce, pemasaran melalui media sosial, dan strategi branding yang efektif untuk meningkatkan visibilitas produk.
Kolaborasi antara POLRI dan UMKM turut mendukung terbentuknya lingkungan bisnis yang aman dan kondusif. "POLRI tidak hanya berfungsi sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal," ujar Agus Fitriadi, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang. Melalui seminar dan pelatihan berbasis digital, POLRI membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan siber dan perlindungan data bagi pelaku usaha.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM dalam proses digitalisasi adalah kurangnya pemahaman tentang teknologi dan pemasaran online. Program Digital Kaltimpreneur mengatasi masalah ini dengan menyediakan bimbingan langsung dari para ahli di bidang pemasaran digital. “Dengan pendekatan praktis ini, peserta diajarkan cara menggunakan alat-alat digital untuk memasarkan produk mereka secara efektif,” ungkap Agus Fitriadi, yang juga merupakan anggota POLRI di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dalam konteks pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19, digitalisasi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing UMKM. Banyak pelaku usaha yang sebelumnya mengandalkan penjualan offline kini harus beradaptasi dengan model bisnis baru yang lebih mengandalkan platform online. Program Digital Kaltimpreneur memberikan kesempatan bagi UMKM untuk belajar dan berinovasi dalam cara mereka menjual produk.
Selain dukungan dari Bank Indonesia dan POLRI, program ini juga melibatkan perusahaan teknologi seperti Gojek dan Shopee yang membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk memasarkan produk secara online. Dengan adanya kemitraan ini, UMKM tidak hanya mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas, tetapi juga pelatihan tentang cara memanfaatkan fitur-fitur digital secara optimal.
Program Digital Kaltimpreneur juga membuka peluang bagi mahasiswa dan generasi muda untuk terlibat dalam dunia kewirausahaan. Dengan melibatkan pelajar dan mahasiswa dalam pelatihan digitalisasi, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan praktis tetapi juga kesempatan untuk menjadi wirausaha masa depan. Hal ini sangat relevan mengingat Kaltim bersiap menjadi Ibu Kota Negara baru, yang diperkirakan akan menarik banyak pendatang dan meningkatkan persaingan di pasar.
Dengan adanya inisiatif seperti Digital Kaltimpreneur, harapan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan semakin nyata. Pelaku UMKM tidak hanya diberikan alat dan pengetahuan untuk bersaing di pasar digital, tetapi juga didorong untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan produk mereka. Sinergi antara sektor publik dan swasta ini diharapkan akan menghasilkan inovasi baru yang dapat memperkuat posisi UMKM di pasar global.
Secara keseluruhan, sinergi antara POLRI dan UMKM melalui program Digital Kaltimpreneur adalah langkah strategis dalam menghadapi tantangan ekonomi digital. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak serta partisipasi aktif dari pelaku usaha, masa depan ekonomi Kaltim tampak cerah. Digitalisasi bukan hanya sekadar tren; ia merupakan kebutuhan mendesak bagi setiap UMKM untuk bertahan dan berkembang dalam era globalisasi ini.
Komentar0