GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Langkah Kreatif Dosen FKIP UTM: Internasionalisasi Bahasa Madura di Malaysia dengan Suvenir Trilingual

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Trunojoyo Madura (UTM). (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Kuala Lumpur – Dalam langkah kreatif menuju internasionalisasi budaya, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memperkenalkan suvenir trilingual berupa hijab, tote bag, dan tumbler yang memuat kutipan sastra Madura dalam tiga bahasa: Madura, Indonesia, dan Inggris, 26 Oktober 2024. Melalui program yang disampaikan kepada para guru dan siswa di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Malaysia, kekayaan bahasa dan budaya Madura diperkenalkan secara internasional, memberikan apresiasi baru terhadap warisan lokal di panggung global.

Setiap suvenir mengusung kutipan sastra dan peribahasa Madura yang khas, lengkap dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Pada hijab, kutipan peribahasa Madura berperan sebagai ornamen edukatif sekaligus estetis, mengajak pemakainya memahami filosofi hidup masyarakat Madura. Sementara itu, tote bag dan tumbler yang ramah lingkungan membawa pesan "Go Green" dengan sentuhan motif dan kutipan sastra lokal Madura, menggambarkan budaya yang selaras dengan gaya hidup berkelanjutan.

Izzah Fijriyah, dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UTM sekaligus pencetus konsep suvenir trilingual ini, mengungkapkan bahwa suvenir hijab, tote bag, dan tumbler dipilih sebagai media internasionalisasi bahasa karena ketiganya merupakan barang sehari-hari yang mudah digunakan dan mudah dibawa ke mana saja, sehingga pesan budaya Madura dapat tersebar lebih luas.

Inisiatif ini diharapkan membuka pintu bagi bahasa Madura untuk lebih dikenal, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara. Dengan sentuhan kreatif pada suvenir yang memuat tiga bahasa, langkah ini menjadi wujud nyata dalam pelestarian bahasa dan budaya Madura di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Selain itu, suvenir trilingual ini menjadi bukti bahwa budaya lokal dapat bersinergi dengan nilai-nilai global dan tetap relevan di era modern.

Komentar0

Type above and press Enter to search.