Simpatisan Golkar untuk Pilkada Bangkalan (Foto: Dok/Ist).
Jakarta - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bangkalan, isu terkait calon tunggal semakin menjadi sorotan utama. Salah satu pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bangkalan dengan tegas menyatakan diri sebagai pahlawan sejati rakyat Bangkalan dalam upaya melawan oligarki demokrasi yang mencoba mendominasi proses pemilihan ini.
Golkar menegaskan bahwa calon tunggal dalam Pilkada merupakan bentuk nyata dari pembunuhan demokrasi. Menurut Golkar, Pilkada seharusnya menjadi ajang bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka, bukan menjadi arena bagi segelintir elite politik yang ingin mempertahankan kekuasaan mereka.
"Golkar adalah benteng terakhir demokrasi di Bangkalan. Kami tidak akan tinggal diam melihat Pilkada dijadikan tumbal oleh kepentingan oligarki. Demokrasi harus dijaga, dan rakyat harus diberikan pilihan yang benar-benar merepresentasikan kehendak mereka," tegas para simpatisan Golkar Bangkalan di Munaslub Golkar di Jakarta.
Sikap tegas Golkar ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat yang menginginkan perubahan nyata dalam politik lokal. Mereka melihat Golkar sebagai satu-satunya partai yang berani melawan pialang demokrasi dan oligarki yang berusaha memonopoli kekuasaan.
"Masyarakat Bangkalan membutuhkan pahlawan sejati, dan Golkar telah membuktikan diri sebagai partai yang berkomitmen untuk melawan demokrasi abal-abal yang hanya menguntungkan segelintir pihak," ujar salah satu simpatisan pecinta Golkar Bangkalan.
Golkar juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak tinggal diam dan bersama-sama memperjuangkan demokrasi yang sehat dan adil di Bangkalan. Mereka menegaskan, perlawanan terhadap calon tunggal bukan hanya soal politik, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai demokrasi yang telah diperjuangkan sejak lama.
Dengan semangat yang tinggi, Golkar terus berjuang demi memastikan Pilkada Bangkalan berjalan dengan adil dan demokratis, demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Bangkalan.
Komentar0