Ijtihad Politik Dari Warung Kopi
Ngangkring
disetiap pojok-pojok
membincangkan
kunang-kunang
yang
berisik asik, gemerlap dan gelip
Nomaden,
bernostalgia
dan setia pada koalisi
bersolusi
dan ekspresi
ya,
aku bernoda dan bahagia
dalam
nafas terang disetiap karangan
dan,
dalam doa selalu bahagia,
itu
adalah akhir dari semua cita-cita.
Yogyakarta, 11 September 2019
Pagi
Pada pemeluk
embun di kota Istimewa
Tuhan, Engkau
termangu dalam terang.
Sementara
aku,
Aku
masih berdzikir tentang Mu
Dari atas
sajadah yang penuh tabur kenangan dan luka lara
Biar
susah sungguh,
Nafas
terhenti, dan mengingat kau penuh seluruh
dari
tiap doa dan cahaya yang penuh
Sentuhan
Mu sangat suci
Meraba
pada ketetapan embun pagi
Tuhan,
Aku
bayang tenggelam dalam cahaya Mu
Tuhanku,
Selamat Pagi.
Yogyakarta, 11
September 2020
رَبَّÙ†َا
Ù‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ø£َزْÙˆَاجِÙ†َا ÙˆَØ°ُرِّÙŠَّاتِÙ†َا Ù‚ُرَّØ©َ Ø£َعْÙŠُÙ†ٍ ÙˆَاجْعَÙ„ْÙ†َا Ù„ِÙ„ْÙ…ُتَّÙ‚ِينَ
Ø¥ِÙ…َامًا
Tuhan!
tutuplah segala resah ini dan
bungkamlah semua bacot ini
Tuhan!
beri saya kalam mu
dan bait suci dari zat Mu
agar saya bisa menghitung dzikir bagaikan detik dan
berpahala dalam cerita
Tuhan!
yang kemaren adalah dosa
saya tak menolak dapat hadiah neraka atau sejenisnya
Tuhan!
yang akan datang adalah pahala
saya tak menolak Engkau sediakan syurga dan semua hiasannya
Tuhan!
saya pasrahkan semua keluarga dan jiwa raga dalam takdir Mu dan jalan Mu
karena kami adalah aktor yang lemah dan rapuh
tidak seperti Nabi Muhammad yang sempurna meski tanpa Casting
Tuhan!
kami bersyukur masih dalam syurga atau neraka
karena keduanya adalah cipta (Mu) yang sudah ada
dan syukurku berlipat ganda
karena anggapan (Mu) pada aku dan keluarga.
Yogyakarta, 21 oktober 2019
Komentar0