Dua tahun melupa wajahmu
Mentulikan diri pada nafsu berkroni
Meski ayam berqiroah lantang di seperempat malam
Aku mendiam dan bimbang antara mengelus wajahmu atau dosa depan mataku
Aku sadar tapi tidak menyadari bahwa wujudku harus dengan mu
Dan sembari menepikan diri pada Sang Ilahi Robby
Seorang diri, aku! Tak seidealisme dirimu
Yang istiqomah memanggilku
setelah fajar kidzib membohongiku.
Aku tak menimbang dari kalimat rayumu yang perhatian pada kesehatanku
dengan olahraga ØÙŠ على الصلاة
atau nafsuku yang mendesah "aku adalah lahanmu"
Juga, Aku tak pernah membenarkan
Bahwa Tuhan sudah kalah dalam rayuan
Bahwa Tuhan kalah seksi dari bokong depan mata
Bahwa Tuhan kalah romantis dalam kecupan
Tapi aku dalam tanda tanya yang bergantung pada dosa dan kalam yang berbisik histeris pada buah telinga
"kita menikah dan berhaji dengan keluarga untuk melaksanakan rukun (kita) dan menebus kenikmatan kita".
Dari pagi ini yang disaksikan oleh rintiknya hujan aku ucap "Assalamualaikum Subuh"
Wafil M
Yogyakarta, 10 Januari 2020
Komentar0