GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Tingkat Kegalauan dalam Tinjauan de facto

Oleh: Wafil M



Secara ekspektasi kegalauan adalah sebuah keyataan pahit yang menghampiri seseorang saat orang tersebut terkena masalah (khusunya) hati. Dalam KBBI On line kegalauan berasal dari kata galau yang artinya kacau tidak karuan (fikiran), sedangkan kegalauan adala sifat (keadaan hal) galau.

Menurut pakar hukum kegalauan Profedok Mashudi Ce King: "galau merupakan suatu elemin penting yang berkaitan dengan kontak antara batin satu dengan batin yang lainnya". Kemudian beliau membagi kegalauan menjadi dua bagian, sebagai berikut:
1. Galau tingkat de jure adalah suatu rasa yang  tetap bertahan dalam suatu kebingungan dan mengacu pada hukum alam secara alamiah
2. Galau tingkat de facto adalah suatu rasa yang hancur lebur dan ambruk sesuai fakta dengan kejadian didepan mata atau penyampaian kata yang sengaja dibentuk untuk mengetahui/memberitahu baik disengaja atau tidak disengaja.

Sedangkan menurut pakar psikologi kegalauan Imam Hafaz Ga lau: adalah suatu interaksi dan komunikasi yang tidak berjalan dengan baik (tidak komunikatif).

Secara historis galau muncul setelah manusia diciptakan berpasang-pasangan. pada masa berpasangan runtuh, dilanjutkan selama berabad-abad dengan nama "kesayangan" (lagi sayang-sayangnya) pada masa ini muncullah hukum alamiyah, janji-janji (palsu) dan kemesraan yang sudah tidak tertampung lagi. Namun abad kesayangan ini tidak bertahan lama, setelah kontak ketiga muncul untuk merusak/memperbaiki masa "kesayangan" menuju masa depan yang penuh pertanyaan dengan seluruh kenyamana, kemesraan, kegagahan, dan kepastian (yang tidak dipastikan).

Masa ini juga disebut masa kegalauan sebagaimana yang dipaparkan Achmad ansori selaku pemerhati kegalauan berpendapat: masa penuh pertanyaan atau kepastian yang tidak dipastikan merupakan masa kegalauan yang tanpa kepastian. Bahkan menurut beliau dalam masa kegalauan terdapat beberapa pertanyaan yang pesti muncul secara de facto:

1. Masa silam. Masa silam merupakan kenangan manis yang sudah dipastikan dan terjalin sesuai yang diinginkan dan sudah terbangun sebagaimana cara hidup berdua dari kedua kontak yang sudah berjalan. Tinggal bagaimana mengerjakan dan menikmati/melanjutkan segala keindahan yang sudah jadi tawa, senyum, dan kemesraan.
2. Masa kejadian. Masa kejadian merupakan simpangsiur dari kedua kontak yang disaksikan kontak ketiga. Kedua kontak ini antara berjuang dan mempertahankan, disini sesal, kepedihan dan tangis terjadi dari kedua kontak. Masa ini banyak janji-janji manis dan rayuan serta ketenangan yang terjadi di awal-awal dari pihak ketiga.
3. masa depan. Masa depan merupakan masa hukum de jure. Yang artinya suram atau terang masih dalam pertanyaan tanpa ke pastian. Bahkan tidak menutup kemungkinan segala apa yang terjadi tawa, senyum, dan mesra yang terjadi di masa silam bisa hilang karena tak ada kepastian. Di satu sisi masa depan ini akan menjadi hal buruk dengan kekerasan ang tak peenah terjadi di masa silam, dan sebaliknya.

Suatu hal yang lumrah, kegaluan terjadi pada setiap individu-individu atau kedua kontak yang sudah/belum komonal. Sebab roda selalu berputar dan kebahagiaan tak selamanya harus bersamaan "dari yang baik akan ke yang buruk, dari yang buruk akan ke yang baik dan seterusnya". Sehingga dalam suatu kegalauan harus ada inisiatif secara de jure dan de facto untuk mengambil suatu tindakan, baik secara moral atau pun masa depan yang membahagiakan bukan mengsensarakan dengan kekerasan atau tanpa senyum, guyon dan tanpa solusi saat ditimpa permasalahan.

Terlepas dari beberapa uraian tentang kegalauan diatas, kehadiran kegalauan merupakan suatu masa untuk memperbaiki diri secara individu yang satu dengan yang lainnya dan juga dapat membantu membangun suatu pondasi pandangan agar tidak terjadi kegalauan lagi.

Komentar0

Type above and press Enter to search.