Aku titipkan seluruh kenangan
Untuk manjadi genangan
Jagalah dia seperti engkau menjagaku,
Dalam pagi, siang, sore, dan malam yang bergemuruh dengan rusuh
Dewasalah meski sampai pisah ini
Kau jauh dari kata dewasa
Mengertilah, seperti engkau mengertiku
Senyumlah seperti engkau tersenyum padaku
Dan menangislah karena tangis adalah bukti bahwa engkau dan dia tidak palsu
Menangis, jangan sampai tak menangis untuknya seperti halnya kau menangisiku
Disetiap detik, jam, dan masa untuk saling mengerti dan memperbaiki
Berilah dia tangis agar dia merasa aman dan tentram bahwa kau akan menjaganya.
Jauhi nafsu agar dia tak bernasib sepertiku
Bawa dia kejalan yang benar seperti halnya kita berjamaah dalam keharaman
Tuntun dia, suapi dia, bangunkan dia, dan sampai ada tangis, meski hanya gemericik saja.
Agar menjadi bukti bahwa berkeluarga bukan dalam waktu singkat saja.
Masa depan didepan mata, tapi kebahagiaan harus diuji sebelum tiba.
Berilah kebahagiaan pada dia, seperti halnya kau memberi bahagia padaku untuk tidak manjadi tamu
Berilah cinta dengan sepenuh jiwa
Dan berilah sayang dengan sepenuh hati
Sepertihalnya saat-saat kita berseri-seri menikmati malam sepi dan sunyi yang bergurau dalam kemesraan dan ditertawakan oleh trotowar.
Buatlah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah
Tanpa tengkar agar tak saling cakar diluar nalar
Seperti halnya pelajaran masa silam
Cium heningnya, elus dadanya, dan pegang pundaknya, agar ketenangan menghampiri dalam kemarahannya. Sama halnya,
Kita dalam cerita harus bersama dengan lika-liku yang tidak setia.
Buatlah adil jangan sampain dia terkucil
Sebab dia adalah kita dalam sejarah asmara
Jangan hilangkan sifat manja, karena itu yang membuatku ada dan selalu memberi jiwa kemesraan yang tiada tara..
Buat rumus semurni munkin,
Lahir tanggal berapa, hari apa, dan bersama dalam keadaan yang seperti apa.
Ingat orang tua! Dan beri bahagia pada mereka dengan keinginannya.
Karena sehabis datang kata sah, yang dihiasi ijab qobul yang sudah kita laksanakan dan maskawin yang belum terlunasi oleh kita, adalah saksi keluarga kita dalam silam dan kelam dengan imam yang beraturan.
Dari ini, akan ada yang sempurna dengan orang tua yang menyaksikan didepan mata dengan tanpa beban yang ada hanya lepas bahagia dan tambah bahagia dengan kerukunan yang nyata.
Saksikanlah!
Untukmu satu kebahagiaanmu, untukmu satu kemesraanmu.
Madura, 28 November 2019
Komentar0