Selamat datang di selaksa pagiku
Dengan celoteh rindu dan embun yang hancur dalam bekku
Ku sambut kau hujan dengan sendu biru yang dilapisi awan rindu
Ternyata kau lugu dalam kalbuku
Tak salah jika saya tengadah pada tetesan hujan dari jelmaan rindu
Yang cerewet jikala pagi bersama atap alumenium ruh mu
Ku temukan lelaki gagah yang redup jikala cinta mendekup
Bahkan celoteh yang asyik hingga bisik membuat usik
Tak upaya deras hujan yang sengaja dilupakan
Angin tiba dari jombang menghampiri
Dedaunan asmaranya yang ingin dilabuhkan pada beda jiwa
Tepat waktu ternyata!
Karena ikatan cinta seorang wanita
Saat abdi mengukir dalam dadanya
Tanda kasih sayangnya tiada tara
Setialah kasih kalian berdua
Pelaminan menunggu pijakan mesra
Yang tangan mengepal berdua
Dan ku ucapkan "semoga sakinah mawaddah warohmah"
Kutunggu hasilmu setelah malam pertama
Dari tanda tanya "ngopi apa kopri? "
Selamat pagi hujan ngerumpi
Celoteh derasnya dunia maya
Kutemukan kabar rasa rezki halal yang berserakan
Itu wajahmu wahai hujan dengan penuh ketulusan.
Kuselipkan rindang baca dalam bait tak mesra
Agar kau tak curiga bahwa ada kata dalam kata
Selamat pagi hujan bahagia
Kali ini kau datang dengan undangan nelayan
Yang disapa angin karena tidak ada gemerlap bintang
Meski pada akhirnya jombang melayang tanpa kepekaan.
- Yogyakarta, 28 Maret 2018
Komentar0