Sabdamu tahun lalu adalah doa mata malamku
Diamku sampai kiamat tinggal sepenggal detik adalah penantian
Kubiarkan sabdamu menari di kertas suciku
Untuk menunggu berakhirnya penantian tanpa kepastian.
Lantaran di balik tembok keraguan, kusimpan bunga kesetiaan
Untuk menyimpan setangkai bunga peraduan yang kau titipkan pada meja tanpa kepastian
Dua minuman menjadi saksi arakku yang selalu palsu kecamatamu
Dengan punggung bebanku, pulauku dan rahimku.
Yogyakarta, 22 Februari 2018
Komentar0