Lampu merah
Mangarah pada sajak-sajak luka
Mengiris tali sujiwa
Menelan pahit jalanan
Menangis di persimpangan
Lampu merah
Gentayang di perjalanan
Menjadi saksi di kehujanan
Lurus tanpa belokan
Ingin meliuk-liuk
Menembus dinding lampu merah
Lampu merah
Jalanan basah
Di anggap kering tak mengenal sejarah
Dilumat dengan alasan nyaman
dan tak mau kehilanga dari nyawa kebaikan
Lampu merah mengarah
Dari luar jendela ruang tamu
Mengarah pada lampu merah
Bercerita dengan retorika,
kedamian, dan kenyamanan
Arah lampu merah
Yang kuharap bisa menerobos
Yang kuharap bisa lolos
Yang kuharap bisa jeblos.
Boros pada ke kosongan menerobos
Arah lampu merah
Tak sengaja kau keluar
Menikam lampu hijau yang mulai sadar
Kini pudar diterobos kenyamanan yang tak ingin kehilangan
Arah lampu merah
Awal terang yang berakhi kusam
Awal senyum yang berakhir merenung
Awal lepas yang berakhir naas
Lampu merah
Kau memberi arah
Kau memberi sejarah
Kau memberi petuah
Kau memberi, kau memberi
Ah, lampu merah
Matilah kau lampu merah.
Yogyakarta, 02 Januari 2018
Penulis adalah aktifis FKMSB DIY, PMII Ashram Bangsa, Teater Kertas
LPM Advokasia dan sekarang aktif sebagai senat Mahasiswa
FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta.
Komentar0