Kosong bolong keroncong,
Waktu hanya permisi bagai ilusi.
Kau sendiri itu tak munkin terjadi.
Karena tamu, tidak meraba kapan malam terjadi.
Dia memperkosa waktu yang tak munkin menggerutu, dan
Dia ada bukan berada.
Maka bersiaplah semua malam akan menjadi malam minggu.
“Aku Rindu”
Kau bersemayam dalam rindu?
Oh, No!
Buat apa kau merindu?
Bukankah pintumu selalu terbuka untuk para tamu.
Apakah kau yakin, besok tamu itu akan ingat siapa nama mu.
Cukup cium keningnya
Lewat angin yang setia
Menyampaikan pada tamu dalam hati mu.
Persiapkanlah dirimu
Menghadapi malam minggu disetiap waktu, dan
Bacakan kalimat-kalimat syahdu
Tentang rindu pada setiap tamu.
Sebab tak ada yang tau, seperti apa jelmaan tulang rusuk mu.
Seandainya kau adalah aku.
Akan kusiapkan rumah
Untuk para tamu seperti kediaman surat at-Taubah
Dengan hiasan pintu setia selamanya
“A’udzubillahi Minannari wa Min Syarril Kuffari wa min Ghadhabil Jabbar”
Sehingga para tamu,
Tak mau singgah,
dan bettah tanpa resah.
Yogyakarta, 13/12/2017
Komentar0