Duniaku masih dalam kubur
Menjilati harum bunga mawar di wajahnya
Sejuk anganku saat dia ayunkan senyum kedipan matanya.
Tuhan,
Tidak mampu saya halangi derita penuh mesra
Tidak mampu saya sediakan jalan melintang
Tidak mampu saya ikat angin yang menipu telinga “sayang” dulu.
Lantaran kuasa Mu,
Menikung kejam dan menerkam.
Abdiku pada Mu.
Apakah ini tikungan?
Apaakah ini peringatan?
Apakah ini kekeliruan?
Ataukah peringatan dan balasan?
Pertanyaan itu, dan temannya selalu gentayangan
Di setiap persimpangan waktu.
Anganku, di pangkuan Mu
Dia tergambar mesra nan manja
Tersenyum layaknya bertatap muka
Saat dia hadir mengetarkan di dunia nyata.
Anganku, di pangkuan Mu
Berkedip sebelah mata
Mengajak saya berdansa
Saur bersama, dan
Menepikan imsak di malam pertama.
Tuhan, terimakasih untuk semua.
Selamat sukses ditikungan pertama dan selanjutnya.
Altar Yogyakarta, 09 Juni 2017 (01:35)
Komentar0