terbenam untuk tidur
didekap bayang lelap
tentang arwah salahku
bergerilya untuk asa dan rasa
penuh dosa dan dusta
rasa bagai kerang kering
menunggu ombak menabrak pasir
aku titipkan salam pada deburan ombak
untukmu kesalahanku
bertanya-tanya dengan fakta
menderita luka dusta.
mentari yang awal tertawa
sekarang cengingisan, sambil
batuk, merenggut tawa penderita dosa
lantas, engkau datang untuk apa?
lantas, engkau bermanfaat untuk siapa?
berkelut bagai belut
merosot posot saat kau dengar pena.
salahku, apa?
kau pertama dari dunia fana
tanpa bayang pahala dan dosa
merenggut nyawa
membelai luka dari derita penuh dusta
selangkang bait suci minta maaf
ingin aku sampaikan lewat pahala raga
agar dunia tak selamanya hitam menyelimuti dunia
yang kabut dan semberaut.
tak seharusnya,
saya baca dan menyulam ucapan
derita padamu tanpa dosa,
walau pun itu, ribuan maaf tersulam
dengan sastra yang bersahaja.
Yogyakarta, 22 November 2017
Komentar0