Hanya sebatas angin kau tersenyum
Memaparkan bayangan harapan
Debu yang berharap madu mu
Natasya,
Ingin ku ukirkan bungan
Pada pagi bersama mu,
Ingin aku temui,
Menyembahmu, dan berkata
Kau adalah bidadari penuh harapan
Munkinkah,
Kau tulang rusuk yang hilang kemaren,
Berdampingan di waktu yang akan datang
Bersama bayangku, dan
Memberikan sarapan senyum di setiap pagi ku.
Natasya,
Buatlah nafasmu sebagai syair Tuhan
Sehingga merdu dan serat basah
Membuat senyum bangga orang tua.
Dan menyampa “kau anak ku dan kebahagiaan ku”
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Komentar0