Muncul bagai mentari
Untuk menyinari hati sunyi
Setelah embun pagi
Tidak satu pun menghampiri.
Senyum di pagi hari muncul lagi
Setelah rumput tertawa
Pada embun yang menghampiri
Saling sapa mesra.
Rumput pun merayu embun
Hingga sakinah, mawaddah dan waarohmah.
Namun kabar duka,
Dia bawa ijab, qobul dan derita.
Timbangan patah memastikan arah
Sulit untuk dibalik
Syair suci untuk menghiasi bait-bait
Seakan menjadi prasasti
Biarlah rumput,
Tersenyum pada musim
Kemarau kejam menikam berjam-jam
Mengais goresan lamaran tertunda,
Congkak rasa pada kabar burung
Menghiasi sahadat cinta tanpa mertua.
Ayumi Cafe, 07 April 2017
Komentar0