Tuhan menjamahku
Menampakkan egoisme kehidupan
Mengelus pada kerasnya waktu
Pelipur lara napak setapak dipertigaan
Menggoyang bayangan melayang,
Membangkang di selangkang bertabrakan
Tuhan menidurkanku,
Pada asa yang, tak kuasa
Pada raut yang, menjadi sembraut
Pada tabir yang, jadi bibir
Dan, tuhan serahkan pada sampah serakah dalam rekah.
Kerikil bunga layu yang tak sampai
Dengan panas nafsu yang bergemuruh
Maafkanlah saya, meski percaya Tuhan, adalah satu.
Yogyakarta, 25 Agustus 2017
Komentar0